Pada bulan Ramadhan kali ini, Indonesiatop.blogspot.com ingin mengajak pembaca untuk mengenal bangunan-bangunan unik yang telah dibangun pada masa kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia tidak hanya meninggalkan bangunan berupa mesjid saja namun juga bangunan-bangunan lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kami akan menulis beberapa bangunan unik yang dibangun pada masa kerajaan Islam di Indonesia. Diantaranya yaitu:
Benteng Keraton Wolio
Benteng Keraton Wolio dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Buton ketiga, La Sangaji, pada abad ke-15. Kompleks benteng ini cukup unik seperti membentuk huruf dal. Ini adalah huruf ke delapan pada alfabet bahasa Arab atau huruf terakhir nama Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam. Benteng berbentuk huruf 'dal' dalam aksara Arab ini, disusun dari batu kapur dan pasir. Luasnya mencapai 22,8 hektar dengan panjang keliling tembok 2.740 meter. Adapun tingginya berkisar antara 1 meter hingga 8 meter dengan ketebalan tembok 0,5 meter - 2 meter. Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar itu, didaulat sebagai benteng terluas di nusantara versi Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2008. Benteng Keraton Wolio berlokasi di atas tebing Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi juga dikenal sebagai Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut Tamansari Sunyaragi. Tamansari Sunyaragi dibangun pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen. Gua ini memiliki keunikan pada bangunannya. Arsitektur gua berbentuk gunung-gunungan, seperti rumah semut. Gua juga dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Gua Sunyaragi Cirebon terletak di Jl. Brigjen Darsono, Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Gunongan
Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda membangun sebuah gunung kecil yang disebut Gunongan untuk membahagiakan sang permaisuri. Gunongan dianggap sebagai miniatur bukit yang mengelilingi istana Putri Phang di Pahang. Gunongan memiliki bangunan yang tidak besar. Bangunan ini berbentuk unik seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Gunongan berdiri dengan tinggi 9,5 meter. Gunongan terletak di Jl. Teuku Umar, Banda Aceh.
Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matanre tumaparisi Kallonna pada abad ke XVI (1550 1650). Keunikan Bangunan ini dibangun dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti semen. Benteng kokoh ini berbentuk segi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7-8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Taman Sari
Taman Sari ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi pada tahun 1683 menurut penanggalan tahun Jawa atau tahun 1757 Masehi. Pada masanya, fungsi dari istana air ini tak hanya sebagai sarana rekreasi para Sultan Yogyakarta beserta keluarganya, namun juga sebagai tempat menyepi, merenung atau beribadah. Bahkan, juga sebagai benteng pertahanan. Taman Sari lokasinya hanya sekitar 0,5 km sebelah selatan Kraton Jogjakarta.
Danau Tasik Ardi
Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580 M), putra Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Kerajaan Banten. Tasik berarti danau dan Ardi berati buatan. Danau yang dikenal dengan Situ Tasikardi berfungsi menampung air dari Sungai Cibanten untuk mengairi areal persawahan dan memenuhi pasokan air bagi keluarga keraton dan masyarakat sekitarnya. Keunikannya sebelum air digunakan, terlebih dulu diendapkan di pengindelan abang (penyaringan merah), pengindelan putih (penyaringan putih), dan pengindelan emas (penyaringan emas). Ini merupakan teknologi penyaringan yang cukup modern. Di tengah Danau Tasikardi terdapat sebuah pulau kecil seluas 44 x 44 meter persegi dimana di dalamnya terdapat sebuah rumah kecil. Situs Danau Tasikardi terletak di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.
Benteng Liya Togo
Konstruksi benteng yang tersusun atas batu-batu tanpa menggunakan perekat semen, merupakan keunikan tersendiri dari benteng peninggalan Kesultanan Buton ini. Benteng Liya Togo yang tersusun dari batu-batu itu dibangun di atas lahan seluas 30 hektare lebih. Benteng Liya Togo terletak di Desa Liya Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sunday, August 21, 2011
Wednesday, June 1, 2011
Makanan Indonesia lawan makanan Mancanegara
Makanan Indonesia menurut saya merupakan makanan terenak di dunia. Kalo tidak percaya mari kita bandingkan makanan-makanan Indonesia dengan makanan-makanan di luar negeri.
Dangke vs Keju
Kalo Eropa punya keju, Indonesia punya Dangke. Dangke merupakan makanan ciri khas Enrekang, Sulawesi Selatan. Dangke merupakan keju lokal yang gurih berbahan baku susu kerbau maupun sapi yang dibekukan. Dangke bisa langsung dimakan, digoreng, atau dipanggang. Rasanya gurih dan memiliki aroma menyerupai keju parmesan.
Chocodot vs Coklat Swiss
Jika Swiss terkenal akan Coklat Swissnya maka Garut yang juga disebut sebagai Swiss van Java memiliki makanan khas yaitu dodol. Kini di Garut juga dikenal dengan makanan khasnya yaitu Chocodot. Chocodot merupakan Coklat Dodol Garut alias coklat isi dodol. Rasa Chocodot tentu tidak kalah dengan Coklat Swiss bahkan Chocodot, produk coklat isi dodol Garut ini pernah menjuarai kompetisi makanan internasional di Milan, Italia.
Dadiah vs Yogurt
Dadiah, Yoghurt Tradisional minangkabau terbuat dari hasil fermentasi susu kerbau. Dadiah ini difermentasi dalam wadah bambu yang ditutup dengan daun pisang yang telah dilayukan di atas api. Rasanya sangat enak dan khas. Dadiah enak dimakan dengan emping, maupun dimakan pakai nasi.
Roti gambang vs Roti Barat
Roti gambang atau yang sering disebut dengan kue gambang ini berasal dari Pulau Jawa, khususnya dari Jakarta (Betawi). Roti gambang adalah roti tradisional berbahan dasar tepung terigu dan gula merah. Aroma gula merahnya dan teksturnya yang agak padat membuat roti ini enak dikunyah.
Mie Sagu vs Mie gandum
Mie Sagu merupakan panganan asli Indonesia karena pohon sagu ini hanya terdapat di Indonesia, seperti daerah Maluku, Irian Jaya (Papua), dan Riau. Mi sague ini menjadi makanan kegemaran masyarakat melayu Selatpanjang. Ciri khas Mie Sagu adalah dari rasa kenyalnya yang berbeda dari mie-mie dengan bahan terigu/gandum dan sebagainya. Mie Sagu ini memberikan rasa yang sungguh nikmat dan memberikan sensasi apabila disajikan dalam keadaan masih hangat dan pedas.
Lemper vs Sushi
Lemper, makanan khas Indonesia dari ketan dan berisi ayam, abon atau daging yang dibungkus daun pisang. Lemper ini mirip sushi makanan Jepang. Kalo menurut saya, lemper ayam lebih enak ketimbang sushi. Kalau lemper lebih dikembangkan dengan variasi isi tidak hanya cuma isi ayam tapi misal diisi tuna atau yang lainnya, lemper bisa saja mengalahkan sushi.
Gado-gado vs Salad
Gado-gado adalah salah satu jenis salad asal Indonesia khususnya betawi. Isi gado-gado terdiri dari sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu atau saus dari kacang. Gado-Gado menawarkan cita rasa yang tidak kalah segar dengan salad ala barat.
Kerak Telor vs Pizza
Kerak Telor kadang-kadang disebut sebagai Pizzanya orang Betawi. Kerak telor terdiri dari beras ketan dan telur, pilihan telur bisa memilih telur bebek/telur ayam lalu diberi tambahan bumbu (topping) di atasnya. Biasanya kerak telor diberi ebi (udang kering yang diasinkan). Rasa dari kerak telor ini sangatlah nikmat, apalagi bila disuguhkan selagi hangat. Menurut saya kerak telur perlu dibuat dalam aneka variasi dengan topping yang lebih beragam seperti topping pada pizza. Dengan begitu, kerak telur akan memiliki pilihan rasa yang beragam.
Jadah Tempe vs Roti burger
Kalo dilihat-lihat Jadah tempe ini mirip burger cuma rotinya diganti jadi uli ketan dan daging burgernya diganti jadi tempe bacem. Jadah tempe termasuk salah satu makanan khas Yogyakarta. Pada makanan ini tempe bacem diletakkan di tengah di antara tumpukan dua jadah susunannya seperti burger makanya jadah tempe ini juga terkenal dengan sebutan burger Jawa. Rasanya sangat nikmat ada paduan gurihnya jadah dan manisnya tempe bacem.
Kalau tampilan Jadah tempe ini dibuat semenarik mungkin misal ditambah dengan sayuran dan saus mungkin Jadah tempe akan lebih nikmat lagi.
Kerupuk vs Snack
Kerupuk merupakan cemilan paling populer se Indonesia. Di Indonesia kerupuk mengalahkan cemilan lain seperti cereal, snack gandum, Popcorn, krackers dll.
Kerupuk umumnya terbuat dari tepung tapioka dengan ditambah rasa seperti rasa udang atau ikan. Kerupuk bisa dimakan bersama nasi. Bagi pecinta kerupuk, makan tanpa kerupuk akan terasa kurang lengkap,
Sate vs Barbeque
Sate mirip hidangan barbeque yang ada dalam setiap budaya kuliner di seluruh penjuru dunia. Sate adalah makanan dari daging ayam, kambing atau sapi yang ditusuk kemudian dibakar. Biasanya sate disajikan dengan bumbu kacang atau bumbu kecap. Sate selain disukai orang Indonesia termasuk makanan Indonesia yang paling diminati orang asing.
Serabi vs Pancake
Serabi adalah makanan tradisional di Pulau Jawa yang mirip pancake. Serabi terbuat dari tepung beras, tepung terigu, atau campuran keduanya dan santan. Kini banyak penjual serabi yang memodifikasi makanan ini. Serabi diberi topping keju, oncom, pisang, sosis, telor dsb membuat serabi makin disukai para penggemar makanan di Indonesia.
Rendang vs Beef Steak
Rendang adalah salah satu makanan khas sumatra barat. Rendang merupakan masakan daging berkuah santan kental, berasa gurih dan pedas. Rendang semakin sering dimasak ulang maka rasa rendang akan semakin enak. Rasa rendang enggak kalah dengan steak ala barat.
Kripik singkong vs Potato Chips
Kripik singkong (cassava Chips), The Indonesian version of potato chips. Ya kalau di Amerika lebih dikenal potato chips atau kripik kentang maka di Indonesia dikenal juga kripik Singkong. Keripik singkong menurut saya rasanya lebih khas dan lebih crispy dibanding kripik kentang.
Kue cincin vs Donat
Kue cincin berbentuk seperti donat ini merupakan makanan khas Indonesia. Kue Cincin terbuat dari tepung ketan, tepung beras, kelapa parut dan gula merah. Kue yang sangat mirip donat ini, memiliki rasa yang berbeda dengan donat. Kue cincin memiliki rasa yang gurih, manis, enak dan lembut di lidah.
Ayam Kremes vs Fried Chicken
Ayam Goreng Kremes adalah ayam goreng yang disajikan dengan taburan “kremesan” yang rasanya kriuk kriuk, gurih dan lezat. Rasa ayam goreng ini lebih enak dari Fried Chicken ala Amerika. Apalagi kalau makan ayam kremes ini dengan sambalnya.. Rasanya sedap betul..
Cireng isi vs Croissant
Cireng merupakan jajanan khas Jawa Barat yang terbuat dari Aci(tepung tapioka) yang digoreng. Cireng kini dibuat dengan berbagai variasi antara lain Cireng Isi Pizza, Cireng Isi Barbeque, Cireng Isi Oncom, Cireng Isi Keju, dan Cireng Isi Kornet Pedas. Kalo menurut saya cireng isi ini rasanya lebih enak dari Croissant yang berasal dari Prancis itu. Rasa cireng memang bisa bikin jadi ketagihan.
Makanan Indonesia sebenarnya tidak kalah enak dari makanan negara lain tapi cara penyajiannya mungkin harus lebih dibuat semenarik mungkin agar dapat bersaing dengan makanan lainnya yang sudah terkenal di dunia.
Ayo kita cintai kuliner Indonesia! (Indotop)
Dangke vs Keju
Kalo Eropa punya keju, Indonesia punya Dangke. Dangke merupakan makanan ciri khas Enrekang, Sulawesi Selatan. Dangke merupakan keju lokal yang gurih berbahan baku susu kerbau maupun sapi yang dibekukan. Dangke bisa langsung dimakan, digoreng, atau dipanggang. Rasanya gurih dan memiliki aroma menyerupai keju parmesan.
Chocodot vs Coklat Swiss
Jika Swiss terkenal akan Coklat Swissnya maka Garut yang juga disebut sebagai Swiss van Java memiliki makanan khas yaitu dodol. Kini di Garut juga dikenal dengan makanan khasnya yaitu Chocodot. Chocodot merupakan Coklat Dodol Garut alias coklat isi dodol. Rasa Chocodot tentu tidak kalah dengan Coklat Swiss bahkan Chocodot, produk coklat isi dodol Garut ini pernah menjuarai kompetisi makanan internasional di Milan, Italia.
Dadiah vs Yogurt
Dadiah, Yoghurt Tradisional minangkabau terbuat dari hasil fermentasi susu kerbau. Dadiah ini difermentasi dalam wadah bambu yang ditutup dengan daun pisang yang telah dilayukan di atas api. Rasanya sangat enak dan khas. Dadiah enak dimakan dengan emping, maupun dimakan pakai nasi.
Roti gambang vs Roti Barat
Roti gambang atau yang sering disebut dengan kue gambang ini berasal dari Pulau Jawa, khususnya dari Jakarta (Betawi). Roti gambang adalah roti tradisional berbahan dasar tepung terigu dan gula merah. Aroma gula merahnya dan teksturnya yang agak padat membuat roti ini enak dikunyah.
Mie Sagu vs Mie gandum
Mie Sagu merupakan panganan asli Indonesia karena pohon sagu ini hanya terdapat di Indonesia, seperti daerah Maluku, Irian Jaya (Papua), dan Riau. Mi sague ini menjadi makanan kegemaran masyarakat melayu Selatpanjang. Ciri khas Mie Sagu adalah dari rasa kenyalnya yang berbeda dari mie-mie dengan bahan terigu/gandum dan sebagainya. Mie Sagu ini memberikan rasa yang sungguh nikmat dan memberikan sensasi apabila disajikan dalam keadaan masih hangat dan pedas.
Lemper vs Sushi
Lemper, makanan khas Indonesia dari ketan dan berisi ayam, abon atau daging yang dibungkus daun pisang. Lemper ini mirip sushi makanan Jepang. Kalo menurut saya, lemper ayam lebih enak ketimbang sushi. Kalau lemper lebih dikembangkan dengan variasi isi tidak hanya cuma isi ayam tapi misal diisi tuna atau yang lainnya, lemper bisa saja mengalahkan sushi.
Gado-gado vs Salad
Gado-gado adalah salah satu jenis salad asal Indonesia khususnya betawi. Isi gado-gado terdiri dari sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu atau saus dari kacang. Gado-Gado menawarkan cita rasa yang tidak kalah segar dengan salad ala barat.
Kerak Telor vs Pizza
Kerak Telor kadang-kadang disebut sebagai Pizzanya orang Betawi. Kerak telor terdiri dari beras ketan dan telur, pilihan telur bisa memilih telur bebek/telur ayam lalu diberi tambahan bumbu (topping) di atasnya. Biasanya kerak telor diberi ebi (udang kering yang diasinkan). Rasa dari kerak telor ini sangatlah nikmat, apalagi bila disuguhkan selagi hangat. Menurut saya kerak telur perlu dibuat dalam aneka variasi dengan topping yang lebih beragam seperti topping pada pizza. Dengan begitu, kerak telur akan memiliki pilihan rasa yang beragam.
Jadah Tempe vs Roti burger
Kalo dilihat-lihat Jadah tempe ini mirip burger cuma rotinya diganti jadi uli ketan dan daging burgernya diganti jadi tempe bacem. Jadah tempe termasuk salah satu makanan khas Yogyakarta. Pada makanan ini tempe bacem diletakkan di tengah di antara tumpukan dua jadah susunannya seperti burger makanya jadah tempe ini juga terkenal dengan sebutan burger Jawa. Rasanya sangat nikmat ada paduan gurihnya jadah dan manisnya tempe bacem.
Kalau tampilan Jadah tempe ini dibuat semenarik mungkin misal ditambah dengan sayuran dan saus mungkin Jadah tempe akan lebih nikmat lagi.
Kerupuk vs Snack
Kerupuk merupakan cemilan paling populer se Indonesia. Di Indonesia kerupuk mengalahkan cemilan lain seperti cereal, snack gandum, Popcorn, krackers dll.
Kerupuk umumnya terbuat dari tepung tapioka dengan ditambah rasa seperti rasa udang atau ikan. Kerupuk bisa dimakan bersama nasi. Bagi pecinta kerupuk, makan tanpa kerupuk akan terasa kurang lengkap,
Sate vs Barbeque
Sate mirip hidangan barbeque yang ada dalam setiap budaya kuliner di seluruh penjuru dunia. Sate adalah makanan dari daging ayam, kambing atau sapi yang ditusuk kemudian dibakar. Biasanya sate disajikan dengan bumbu kacang atau bumbu kecap. Sate selain disukai orang Indonesia termasuk makanan Indonesia yang paling diminati orang asing.
Serabi vs Pancake
Serabi adalah makanan tradisional di Pulau Jawa yang mirip pancake. Serabi terbuat dari tepung beras, tepung terigu, atau campuran keduanya dan santan. Kini banyak penjual serabi yang memodifikasi makanan ini. Serabi diberi topping keju, oncom, pisang, sosis, telor dsb membuat serabi makin disukai para penggemar makanan di Indonesia.
Rendang vs Beef Steak
Rendang adalah salah satu makanan khas sumatra barat. Rendang merupakan masakan daging berkuah santan kental, berasa gurih dan pedas. Rendang semakin sering dimasak ulang maka rasa rendang akan semakin enak. Rasa rendang enggak kalah dengan steak ala barat.
Kripik singkong vs Potato Chips
Kripik singkong (cassava Chips), The Indonesian version of potato chips. Ya kalau di Amerika lebih dikenal potato chips atau kripik kentang maka di Indonesia dikenal juga kripik Singkong. Keripik singkong menurut saya rasanya lebih khas dan lebih crispy dibanding kripik kentang.
Kue cincin vs Donat
Kue cincin berbentuk seperti donat ini merupakan makanan khas Indonesia. Kue Cincin terbuat dari tepung ketan, tepung beras, kelapa parut dan gula merah. Kue yang sangat mirip donat ini, memiliki rasa yang berbeda dengan donat. Kue cincin memiliki rasa yang gurih, manis, enak dan lembut di lidah.
Ayam Kremes vs Fried Chicken
Ayam Goreng Kremes adalah ayam goreng yang disajikan dengan taburan “kremesan” yang rasanya kriuk kriuk, gurih dan lezat. Rasa ayam goreng ini lebih enak dari Fried Chicken ala Amerika. Apalagi kalau makan ayam kremes ini dengan sambalnya.. Rasanya sedap betul..
Cireng isi vs Croissant
Cireng merupakan jajanan khas Jawa Barat yang terbuat dari Aci(tepung tapioka) yang digoreng. Cireng kini dibuat dengan berbagai variasi antara lain Cireng Isi Pizza, Cireng Isi Barbeque, Cireng Isi Oncom, Cireng Isi Keju, dan Cireng Isi Kornet Pedas. Kalo menurut saya cireng isi ini rasanya lebih enak dari Croissant yang berasal dari Prancis itu. Rasa cireng memang bisa bikin jadi ketagihan.
Makanan Indonesia sebenarnya tidak kalah enak dari makanan negara lain tapi cara penyajiannya mungkin harus lebih dibuat semenarik mungkin agar dapat bersaing dengan makanan lainnya yang sudah terkenal di dunia.
Ayo kita cintai kuliner Indonesia! (Indotop)
Sunday, May 8, 2011
Teknologi Kuno Bangsa Indonesia yang Canggih
Di zaman dahulu kala, para nenek moyang kita sudah menemukan banyak penemuan yang terbilang canggih. Tetapi sayang sekali banyak orang Indonesia sendiri tidak menyadarinya. Kali ini Indonesiatop.blogspot akan menulis beberapa teknologi kuno nenek moyang Indonesia.
Borobudur: bukti kecanggihan teknologi dan arsitektur
Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur merupakan bangunan candi yang sangat megah. Tidak dapat dibayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun Borobudur yang demikian berat dapat berdiri kokoh dengan tanpa perlu memakukan ratusan paku bumi untuk mengokohkan pondasinya, tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang membentuk Borobudur itu dibentuk dan diangkut ke area pembangunan di atas bukit. Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada masa kini, sulit membangun sebuah candi yang mampu menyamai candi Borobudur. Borobudur juga mengadopsi Konsep Fraktal. Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan. Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan. Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur benar-benar bangunan yang luar biasa.
Kapal Jung Jawa: Teknologi kapal raksasa
Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut Nusantara sudah melintasi sepertiga bola dunia. Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas. Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.
Pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit 1645 menyebutkan, orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar. Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti orang Jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa," kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.
Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur telah memainkan peran utama dalam segala hal dalam bahasa Jawa pelayaran, selama ratusan ratus tahun sebelum abad ke-13. Memasuki abad ke-8 awal, kapal Borobudur digeser oleh Jung besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Kata "Jung" digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico jurnal, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14, mereka memuji kehebatan kapal Jawa raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.
Disebutkan, jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis. Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Nusantara untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung Nusantara ini disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.
Keris: kecanggihan teknologi penempaan logam
Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di nusantara. Para empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk ukuran masyarakat di masa lampau. Keris dibuat dengan teknik penempaan, bukan dicor. Teknik penempaan disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurniaan besi, yang mana pada waktu itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya. Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang unik, menarik dan sulit. Perkembangannya teknologi tempa tersebut mampu menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan = besi, Aji = berharga).
Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat. Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius. Titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan karat.
Unsur logam titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru kendali antar benua.
Benteng Keraton Buton: Arsitektur bangunan untuk pertahanan
Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar. Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur. Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter. Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga/kubu pertahanan (bastion) yang dalam bahasa setempat disebut baluara. Tiap pintu gerbang (lawa) dan baluara dikawal 4-6 meriam. Jumlah meriam seluruhnya 52 buah. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri. Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Benteng ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.
Si Gale gale: Teknologi Robot tradisional Nusantara
Orang Toba Batak Sumatra utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat robot tradisional yang dikenal dengan sebutan si gale-gale. Boneka ini menguasai sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa. Melalui tali yang ditarik ulur inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakan “tangannya” sebagai mana layaknya orang menari.
Menurut cerita, Seorang Raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang. Sigale - gale dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak.
Boneka yang tingginya mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak. Bahkan semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukan menciptakan kesan-kesan dari contoh model manusia. Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan bergerak seperti tangan-tangan manusia yang menari serta dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti jongkok waktu menari.
Si gale-gale merupakan bukti bahwa nenek moyang kita sudah dapat membuat boneka mekanikal atau robot walau dalam bentuk yang sederhana. Robot tersebut diciptakan untuk dapat meniru gerakan manusia.
Pengindelan Danau Tasikardi, Banten : Kecanggihan Teknologi Penjernihan Air
Nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Sekitar abad ke-16-17 Kesultanan Banten telah membangun Bangunan penjernih air untuk menyaring air yang berasal dari Waduk Tasikardi ke Keraton Surosowan. Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas. Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm. Terlihat sekali bahwa pada masa tersebut sudah mampu menguasai teknologi pengolahan air keruh menjadi air layak pakai.
Danau Tasik Ardi sendiri merupakan danau buatan. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu. Untuk ukuran saat itu, membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang.
Karinding: Teknologi pengusir hama dengan gelombang suara
Ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus pengusir hama. Alat musik dari Sunda ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu berukuran 20 x 1 cm yang dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada (disebut cecet ucing atau ekor kucing), pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul). Jika bagian panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan bergetar dan ketika dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi yang khas. Alat ini bukan cuma untuk menghibur tapi juga ternyata berfungsi mengusir hama di kebun atau di ladang pertanian. Suara yang dihasilkan oleh karinding ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang menyakitkan hama sehingga mereka menjauhi ladang pertanian.
Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut menyakitkan bagi hama tersebut, atau bisa dikatakan frekuensi suaranya melebihi dari rentang frekuensi suara hama tersebut, sehingga hama tersebut akan panik dan terganggu konsentrasinya.
Kecanggihan Karinding sebagai bukti bahwa nenek moyang kita sejak dulu sudah mampu menciptakan alat yang menghasilkan gelombang suara. Ini aadalah alat mengusir hama yang aman bagi lingkungan. Dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk menciptakan alat musik seperti itu.
Rumah Gadang: Arsitektur Rumah Aman Gempa
Para nenek moyang orang Minang ternyata berpikiran futuristik alias jauh maju melampaui zamannya dalam membangun rumah. Konstruksi rumah gadang ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran gempa bumi. Rumah gadang di Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa hingga berkekuatan di atas 8 skala richter. Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua bangunan. Rumah gadang yang tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur. Selain itu kaki atau tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi. Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut
Darmansyah, ahli konstruksi dari Lembaga Penanggulangan Bencana Alam, Nahdatul Ulama (LPBA NU) Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.
Tempe: Pemanfaatan bioteknologi untuk makanan
Tempe merupakan hasil bioteknologi sederhana khas Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan Rhizopus untuk membuat tempe dari kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan. Sebenarnya mengolah kedelai dengan ragi juga dilakukan di negara lain seperti China,Jepang,India dll.Tetapi yang menggunakan Rhizopus hanya di Indonesia saja. Jadi kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia. Tempe sudah dikenal sejak berabad-abad lalu di Nusantara. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 telah ditemukan kata "tempe". Kini, tempe sudah merambah manca negara, tidak saja karena rasa dan aromanya, namun juga karena kandungan gizinya. Penemuan tempe adalah sumbangan nenek moyang kita pada seni masak dunia.
Pranata Mangsa: Sistem penanggalan musim bukti kepandaian ilmu astronomi nenek moyang kita
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.
Menurut Daldjoeni di bukunya "Penanggalan Pertanian Jawa Pranata Mangsa", Pranata Mangsa tergolong penemuan brilian. Kompleksitasnya tak kalah bobot dari sistem penanggalan yang ditemukan bangsa Mesir Kuno, China, Maya, dan Burma. Lebih-lebih jika dibandingkan dengan model Farming Almanac ala Amerika, Pranata Mangsa jauh lebih maju.
Meskipun teknologi sudah semakin canggih seperti sekarang ini, penerapan perhitungan pranata mangsa masih relevan. Hal itu dikarenakan nenek moyang kita dulu mempelajari gejala-gejala alam seperti musim hujan/kemarau, musim tanaman berbunga/berbuah, posisi rasi bintang, pengaruh bulan purnama, dan sebagainya. Dengan mempelajari gejala-gejala alam tersebut nenek moyang kita dapat lebih menghargai kelestarian alam.
Sebenarnya masih banyak teknologi-teknologi yang digunakan nenek moyang kita yang tidak dituliskan disini. Dari penemuan-penemuan itu sebenarnya sejak dulu bangsa Indonesia sudah mampu menguasai teknologi canggih di zamannya maka tidak pantas lah bila kita menyombongkan diri sebagai generasi sekarang bila kita tidak menghargai dan mengapresiasi leluhur kita.. Nenek moyang kita telah berhasil membangun candi-candi yang sangat indah arsitekturnya dan bertahan ratusan tahun. Nenek moyang kita juga membangun armada laut yang telah mengarungi samudra luas. Nenek moyang kita juga telah menemukan benda-benda yang tebilang sederhana tapi banyak manfaatnya. Itu bukti bahwa nenek moyang kita sangat cerdas. Penjajahlah yang telah membuat kita lemah dan kurang percaya diri. Karena itu, setelah menjadi bangsa yang merdeka kita harus dapat bangkit kembali untuk menyejajarkan diri dengan bangsa lain yang telah maju.
Borobudur: bukti kecanggihan teknologi dan arsitektur
Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur merupakan bangunan candi yang sangat megah. Tidak dapat dibayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun Borobudur yang demikian berat dapat berdiri kokoh dengan tanpa perlu memakukan ratusan paku bumi untuk mengokohkan pondasinya, tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang membentuk Borobudur itu dibentuk dan diangkut ke area pembangunan di atas bukit. Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada masa kini, sulit membangun sebuah candi yang mampu menyamai candi Borobudur. Borobudur juga mengadopsi Konsep Fraktal. Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan. Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan. Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur benar-benar bangunan yang luar biasa.
Kapal Jung Jawa: Teknologi kapal raksasa
Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut Nusantara sudah melintasi sepertiga bola dunia. Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas. Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.
Pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit 1645 menyebutkan, orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar. Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti orang Jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa," kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.
Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur telah memainkan peran utama dalam segala hal dalam bahasa Jawa pelayaran, selama ratusan ratus tahun sebelum abad ke-13. Memasuki abad ke-8 awal, kapal Borobudur digeser oleh Jung besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Kata "Jung" digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico jurnal, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14, mereka memuji kehebatan kapal Jawa raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.
Disebutkan, jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis. Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Nusantara untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung Nusantara ini disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.
Keris: kecanggihan teknologi penempaan logam
Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di nusantara. Para empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk ukuran masyarakat di masa lampau. Keris dibuat dengan teknik penempaan, bukan dicor. Teknik penempaan disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurniaan besi, yang mana pada waktu itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya. Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang unik, menarik dan sulit. Perkembangannya teknologi tempa tersebut mampu menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan = besi, Aji = berharga).
Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat. Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius. Titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan karat.
Unsur logam titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru kendali antar benua.
Benteng Keraton Buton: Arsitektur bangunan untuk pertahanan
Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar. Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur. Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter. Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga/kubu pertahanan (bastion) yang dalam bahasa setempat disebut baluara. Tiap pintu gerbang (lawa) dan baluara dikawal 4-6 meriam. Jumlah meriam seluruhnya 52 buah. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri. Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Benteng ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.
Si Gale gale: Teknologi Robot tradisional Nusantara
Orang Toba Batak Sumatra utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat robot tradisional yang dikenal dengan sebutan si gale-gale. Boneka ini menguasai sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa. Melalui tali yang ditarik ulur inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakan “tangannya” sebagai mana layaknya orang menari.
Menurut cerita, Seorang Raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang. Sigale - gale dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak.
Boneka yang tingginya mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak. Bahkan semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukan menciptakan kesan-kesan dari contoh model manusia. Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan bergerak seperti tangan-tangan manusia yang menari serta dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti jongkok waktu menari.
Si gale-gale merupakan bukti bahwa nenek moyang kita sudah dapat membuat boneka mekanikal atau robot walau dalam bentuk yang sederhana. Robot tersebut diciptakan untuk dapat meniru gerakan manusia.
Pengindelan Danau Tasikardi, Banten : Kecanggihan Teknologi Penjernihan Air
Nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Sekitar abad ke-16-17 Kesultanan Banten telah membangun Bangunan penjernih air untuk menyaring air yang berasal dari Waduk Tasikardi ke Keraton Surosowan. Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas. Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm. Terlihat sekali bahwa pada masa tersebut sudah mampu menguasai teknologi pengolahan air keruh menjadi air layak pakai.
Danau Tasik Ardi sendiri merupakan danau buatan. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu. Untuk ukuran saat itu, membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang.
Karinding: Teknologi pengusir hama dengan gelombang suara
Ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus pengusir hama. Alat musik dari Sunda ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu berukuran 20 x 1 cm yang dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada (disebut cecet ucing atau ekor kucing), pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul). Jika bagian panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan bergetar dan ketika dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi yang khas. Alat ini bukan cuma untuk menghibur tapi juga ternyata berfungsi mengusir hama di kebun atau di ladang pertanian. Suara yang dihasilkan oleh karinding ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang menyakitkan hama sehingga mereka menjauhi ladang pertanian.
Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut menyakitkan bagi hama tersebut, atau bisa dikatakan frekuensi suaranya melebihi dari rentang frekuensi suara hama tersebut, sehingga hama tersebut akan panik dan terganggu konsentrasinya.
Kecanggihan Karinding sebagai bukti bahwa nenek moyang kita sejak dulu sudah mampu menciptakan alat yang menghasilkan gelombang suara. Ini aadalah alat mengusir hama yang aman bagi lingkungan. Dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk menciptakan alat musik seperti itu.
Rumah Gadang: Arsitektur Rumah Aman Gempa
Para nenek moyang orang Minang ternyata berpikiran futuristik alias jauh maju melampaui zamannya dalam membangun rumah. Konstruksi rumah gadang ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran gempa bumi. Rumah gadang di Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa hingga berkekuatan di atas 8 skala richter. Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua bangunan. Rumah gadang yang tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur. Selain itu kaki atau tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi. Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut
Darmansyah, ahli konstruksi dari Lembaga Penanggulangan Bencana Alam, Nahdatul Ulama (LPBA NU) Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.
Tempe: Pemanfaatan bioteknologi untuk makanan
Tempe merupakan hasil bioteknologi sederhana khas Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan Rhizopus untuk membuat tempe dari kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan. Sebenarnya mengolah kedelai dengan ragi juga dilakukan di negara lain seperti China,Jepang,India dll.Tetapi yang menggunakan Rhizopus hanya di Indonesia saja. Jadi kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia. Tempe sudah dikenal sejak berabad-abad lalu di Nusantara. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 telah ditemukan kata "tempe". Kini, tempe sudah merambah manca negara, tidak saja karena rasa dan aromanya, namun juga karena kandungan gizinya. Penemuan tempe adalah sumbangan nenek moyang kita pada seni masak dunia.
Pranata Mangsa: Sistem penanggalan musim bukti kepandaian ilmu astronomi nenek moyang kita
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.
Menurut Daldjoeni di bukunya "Penanggalan Pertanian Jawa Pranata Mangsa", Pranata Mangsa tergolong penemuan brilian. Kompleksitasnya tak kalah bobot dari sistem penanggalan yang ditemukan bangsa Mesir Kuno, China, Maya, dan Burma. Lebih-lebih jika dibandingkan dengan model Farming Almanac ala Amerika, Pranata Mangsa jauh lebih maju.
Meskipun teknologi sudah semakin canggih seperti sekarang ini, penerapan perhitungan pranata mangsa masih relevan. Hal itu dikarenakan nenek moyang kita dulu mempelajari gejala-gejala alam seperti musim hujan/kemarau, musim tanaman berbunga/berbuah, posisi rasi bintang, pengaruh bulan purnama, dan sebagainya. Dengan mempelajari gejala-gejala alam tersebut nenek moyang kita dapat lebih menghargai kelestarian alam.
Sebenarnya masih banyak teknologi-teknologi yang digunakan nenek moyang kita yang tidak dituliskan disini. Dari penemuan-penemuan itu sebenarnya sejak dulu bangsa Indonesia sudah mampu menguasai teknologi canggih di zamannya maka tidak pantas lah bila kita menyombongkan diri sebagai generasi sekarang bila kita tidak menghargai dan mengapresiasi leluhur kita.. Nenek moyang kita telah berhasil membangun candi-candi yang sangat indah arsitekturnya dan bertahan ratusan tahun. Nenek moyang kita juga membangun armada laut yang telah mengarungi samudra luas. Nenek moyang kita juga telah menemukan benda-benda yang tebilang sederhana tapi banyak manfaatnya. Itu bukti bahwa nenek moyang kita sangat cerdas. Penjajahlah yang telah membuat kita lemah dan kurang percaya diri. Karena itu, setelah menjadi bangsa yang merdeka kita harus dapat bangkit kembali untuk menyejajarkan diri dengan bangsa lain yang telah maju.
Saturday, May 7, 2011
Tanaman-tanaman unik yang ada di Indonesia
Indonesia kaya akan flora. Diantara tanaman yang ada di Indonesia terdapat tanaman-tanaman yang unik. Kami akan menyebutkan beberapa tanaman yang unik tersebut. Diantaranya yaitu:
Bunga Bangkai
Amorphophallus titanum atau Titan Arum atau biasa disebut bunga bangkai merupakan tanaman asli Sumatera yang terkenal memiliki kelopak raksasa serta bau tak sedap layaknya daging busuk. Bunga tanaman ini tinggi besar, bahkan lebih tinggi dari manusia. Titan Arum bisa mencapai tinggi 1 meter bahkan hingga 3 meter. Tanaman ini bisa ditemukan di pedalaman Sumatera.
Rafflesia arnoldi
Bunga ini terkenal bukan hanya karena ukuran besarnya, tapi karena baunya yang busuk. Tanaman ini tidak memiliki akar, batang tetapi terdiri dari benang seperti tumbuhan pada tanaman merambat. Tanaman ini bisa tumbuh dengan lebar hingga semeter dan berat bisa mencapai 11 kg. Tanaman ini bisa ditemukan di hutan hujan Kalimantan dan Sumatera.
Kantong Semar
Tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan tumbuhan karnivora. Tumbuhan ini memiliki organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga. Tanaman ini menyerap nutrisi dari serangga yang terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga itu dihancurkan oleh semacam senyawa menyerupai asam lambung lantas dihisap sari-sarinya. Kantong Semar bisa ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Indonesia memiliki species kantong semar paling banyak di dunia.
Edelweis
Edelweis mempunyai nama latin Anaphalis javanica. Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini terbukti tidak layu setelah dipetik dari tangkainya, tetapi langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia. Tumbuhan ini bisa ditemukan di berbagai pegunungan tinggi Indonesia seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.
Sarang Semut
Tumbuhan Sarang Semut mempunyai nama latin Myrmecodia Pendans. Tanaman ini disebut sebagai tanaman sarang semut karena semut suka bersarang di dalam tumbuhan ini. Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Sarang semut adalah sejenis tumbuhan epifit yang menempel di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis tertentu. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 meter berada 1100-2500 dari permukaan laut. Tanaman ini dapat ditemukan di hutan-hutan Papua.
Daun Sang
Tumbuhan Daun Sang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons. Keunikan dari tumbuhan ini terletak pada daunnya yang sangat besar bisa mencapai 6 meter. Daun Sang yang unik ini terlihat langsung menyembul dari tanah. Batang tanaman ini sangat pendek dan tertanam di dalam tanah sehingga daun Sang terlihat seakan tak memiliki batang. Daun Sang tumbuh di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Putri malu
Putri malu atau Mimosa pudica banyak ditemukan sebagai tanaman liar di Indonesia. Tanaman ini sering ditemukan di kebun atau di semak belukar. Keunikan dari tanaman ini ada pada daunnya yang akan mengatup jika tersentuh benda asing. Tanaman yang dikenal dengan sebutan ‘si kejut’ ini juga akan menguncup ketika matahari terbenam dan merekah kembali saat matahari terbit.
Bunga Bangkai
Amorphophallus titanum atau Titan Arum atau biasa disebut bunga bangkai merupakan tanaman asli Sumatera yang terkenal memiliki kelopak raksasa serta bau tak sedap layaknya daging busuk. Bunga tanaman ini tinggi besar, bahkan lebih tinggi dari manusia. Titan Arum bisa mencapai tinggi 1 meter bahkan hingga 3 meter. Tanaman ini bisa ditemukan di pedalaman Sumatera.
Rafflesia arnoldi
Bunga ini terkenal bukan hanya karena ukuran besarnya, tapi karena baunya yang busuk. Tanaman ini tidak memiliki akar, batang tetapi terdiri dari benang seperti tumbuhan pada tanaman merambat. Tanaman ini bisa tumbuh dengan lebar hingga semeter dan berat bisa mencapai 11 kg. Tanaman ini bisa ditemukan di hutan hujan Kalimantan dan Sumatera.
Kantong Semar
Tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan tumbuhan karnivora. Tumbuhan ini memiliki organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga. Tanaman ini menyerap nutrisi dari serangga yang terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga itu dihancurkan oleh semacam senyawa menyerupai asam lambung lantas dihisap sari-sarinya. Kantong Semar bisa ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Indonesia memiliki species kantong semar paling banyak di dunia.
Edelweis
Edelweis mempunyai nama latin Anaphalis javanica. Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini terbukti tidak layu setelah dipetik dari tangkainya, tetapi langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia. Tumbuhan ini bisa ditemukan di berbagai pegunungan tinggi Indonesia seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.
Sarang Semut
Tumbuhan Sarang Semut mempunyai nama latin Myrmecodia Pendans. Tanaman ini disebut sebagai tanaman sarang semut karena semut suka bersarang di dalam tumbuhan ini. Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Sarang semut adalah sejenis tumbuhan epifit yang menempel di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis tertentu. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 meter berada 1100-2500 dari permukaan laut. Tanaman ini dapat ditemukan di hutan-hutan Papua.
Daun Sang
Tumbuhan Daun Sang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons. Keunikan dari tumbuhan ini terletak pada daunnya yang sangat besar bisa mencapai 6 meter. Daun Sang yang unik ini terlihat langsung menyembul dari tanah. Batang tanaman ini sangat pendek dan tertanam di dalam tanah sehingga daun Sang terlihat seakan tak memiliki batang. Daun Sang tumbuh di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Putri malu
Putri malu atau Mimosa pudica banyak ditemukan sebagai tanaman liar di Indonesia. Tanaman ini sering ditemukan di kebun atau di semak belukar. Keunikan dari tanaman ini ada pada daunnya yang akan mengatup jika tersentuh benda asing. Tanaman yang dikenal dengan sebutan ‘si kejut’ ini juga akan menguncup ketika matahari terbenam dan merekah kembali saat matahari terbit.
Monday, April 25, 2011
Wisata Nusa Lembongan - Bali
Pulau Lembongan yang dalam bahasa Bali disebut Nusa Lembongan merupakan sebuah pulau kecil yang berada di sebelah barat laut Nusa Penida serta berada di Selat Badung, Nusa Lembongan yang memiliki panjang 4,6 km dan lebar 1-1,5 km ini berada kira-kira 11 km di sebelah tenggara Bali, Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.
Kebanyakan masyarakat Nusa Lembongan menggantungkan hidupnya dengan menjadi petani rumput laut. Sebagian lagi bekerja di sektor pariwisata dan sektor penunjang pariwisata. Nusa Lembongan terbagi menjadi dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi 6 dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di dua pulau yakni sebagian besar Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Desa Lembongan banyak mempunyai tempat-tempat menarik untuk dikunjungi wisatawan seperti pantai berpasir putih yang sangat menarik, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, rawa-rawa yang penuh misteri yang menarik minat pengunjung untuk datang dan banyak lagi yang menarik di Desa Lembongan.
Pantai-pantai yang menarik dan terkenal di Desa Lembongan antara lain; Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, Lebaoh (pantai pusat rumput laut) dll. Tempat-tempat lain yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain; Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, Tempat Romantis Kolong Pandan Sunset Park dll.
Transportasi dari dan ke Nusa Lembongan dan Desa Lembongan dengan Pulau Bali ditempuh melalui jalur laut yakni; dari dan ke Bali timur melalui jalur Pelabuhan Tri Buwana - Bias Munjul Ceningan kangin, dari dan ke Bali Barat melalui jalur Pelabuhan Sanur Denpasar - Pelabuhan Tanjung Sanghyang Lembongan. Lama perjalanan dari sanur menuju Tanjung Sanghyang Lembongan sekitar 1 - 1,5 jam menggunakan jukung (jangolan) dan sekitar 30 menit kalo menggunakan speed boat. Transportasi dari dan ke Desa Lembongan ada yang pagi hari menggunakan jukung, siang dan sore menggunakan speed boat.
Tidak seperti di Kuta, Tanah Lot, Dreamland.. sesampainya di Nusa Lembongan, Anda akan disambut pantai yang berpasir putih dengan laut yang jernih dengan berbagai jenis ikan berwarna-warni serta trumbu karang yang indah dan beraneka warna... alamnya yang masih "perawan" yang belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil, tetapi walaupun masih alami di sana sudah dilengkapi beberapa fasilitas yang siap memanjakan Anda seperti: hotel/bungalow, restoran, tempat pertunjukan kesenian, sampai objek wisata laut untuk menyelam dan menyaksikan terumbu karang yang indah di dalamnya.
So buat yang pengen mengisi liburan ke Bali.. tidak ada salahnya berkunjung ke Nusa Lembongan..
Artikel Wisata Terbaik Lainnya:
■ Menikmati Pasir Putih Pulau Sepa – Kepulauan Seribu
■ Pesona Kecantikan Kepulauan Banggai - Sulawesi Tenggara
■ Pulau Sabu dan Raijua “Surga Kecil yang Tersesat di Tengah Samudra”
■ Air Terjun Coban Rondo - Malang
■ "Pantai Ngurbloat dan Ngurtafur" Siapa yang Tak Bermimpi Bisa ke Sana?
■ Menikmati Pasir Putih Pulau Sepa – Kepulauan Seribu
■ Pesona Kecantikan Kepulauan Banggai - Sulawesi Tenggara
■ Pulau Sabu dan Raijua “Surga Kecil yang Tersesat di Tengah Samudra”
■ Air Terjun Coban Rondo - Malang
■ "Pantai Ngurbloat dan Ngurtafur" Siapa yang Tak Bermimpi Bisa ke Sana?
Subscribe to:
Posts (Atom)